Mengenal Lebih Dekat Penyakit Pullorum pada Unggas

Pada artikel sebelumnya saya telah menuliskan tentang pengalaman seorang kenalan yang ayamnya mengalami kematian masal. Lalu ada pendapat bahwa kemungkinan besar penyebab kemaian ayam-ayam tersebut karena terserang penyakit pullorum. Berikut adalah penjelasan tentang penyakit pullorum tersebut:

Pulorum adalah penyakit menular pada unggas dan beberapa jenis yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Dalam sekali serang, penyakit ini dapat mematikan begitu banyak hewan ternak, terutama jika sampai terkena anakan ayam, maka efeknya bisa sangat mematikan dan menghabiskan.

Bakteri Salmonella pullorum sendiri memiliki sifat gram negatif, tidak bergerak, berbentuk batang, dan dapat bertahan hidup di dalam tanah sampai setahun. Pertumbuhan bakteri ini akan mencapai puncaknya, jika kondisi lingkungannya mencapai suhu rata-rata 37ÂșC.

Selain jenis ayam dan kalkun, sebenarnya ada hewan lain juga rentan terkena serangan pullorum, misalnya seperti burung gereja, itik, angsa, merpati, burung puyuh, kelinci, bahkan juga manusia, meskipun serangan ini disebabkan oleh jenis bakteri salmonella yang berbeda.

Penyakit pullorum sendiri akan sangat mudah timbul saat kondisi udara di dalam kotor, sistem sanitasi pembuangan limbah yang tidak baik, dan akan semakin parah jika kondisi penyediaan pakan tidak dijaga dengan baik.

Penyakit pullorum sangat mudah menjangkiti anak ayam yang baru menetas berumur 2 – 3 minggu. Dalam sekali serangan, biasanya angka kematian terkecil sekitar 40% dari populasi, sementara jika sudah parah maka bisa menghabiskan seluruh populasi yang ada.

Pullorum memang sangat mematikan bagi anakan ayam, tetapi sebenarnya penyakit ini bisa menjangkiti ayam pada rentan semua umur. Hanya saja, bagi ayam dewasa, gejala penyakitnya tidak terlihat jelas, sehingga peternak biasanya tidak menyadari kehadiran penyakit ini. Akibatnya, sering kali penangannya sudah terlambat, dan ayam sudah banyak yang mati.

 

Gejala anak ayam yang terkena pullorum, yaitu: ayam kelihatan mengantuk (matanya sering terpejam), jenggernya berubah warna menjadi kebiru-biruan, biasanya jika sudah seperti ini ayam akan sering berkumpul/bergerombol pada salah satu sudut kandang.

Ayam akan mengalami diare dan warna kotorannya akan berwarna putih / coklat, lalu akan muncul gumpalan putih seperti pasta di sekitar lubang kloakanya. Kemudian kaki dan sayap ayam akan melemah, sehingga sayapnya akan terlihat menggantung dan berubah menjadi kusam, yang terakhir ayam akan terlihat sesak nafas.

Meskipun gejala di atas akan sulit terlihat pada ayam dewasa, tetapi beberapa hal yang dapat diamati misalnya ayam akan terlihat seperti depresi, berat badannya akan menurun, anemia, diare dan pada ayam petelur, biasanya produksi telur akan menurun.

 

Beberapa hal yang dapat dilakukan agar ayam dapat terhindar dari pullorum, yaitu sebelum ayam datang, kandang harus dibersihkan, kemudian lantai kandang perlu ditaburi kapur, selanjutnya kandang juga perlu disemprot seluruhnya dengan menggunakan cairan pembersih salah satu yang dapat digunakan adalah NaOH 2%, atau bisa juga disemprot dengan menggunakan formalin, dan cairan terakhir yang dapat digunakan adalah KMnO4.

Usahakan agar kandang memiliki sistem sirkulasi udara yang baik, dan usahakan agar kondisi kandang tidak dapat diakses oleh hewan lain yang bisa menjadi pembawa bibit pullorum, misalnya seperti burung gereja dan merpati. Halaman kandang juga harus sering dibersihkan, tempat makan dan minum juga harus bersih, dan hindarkan ayam dari sisa makanan. Bahkan biasanya pada kandang yang besar, pada saat ada pekerja yang akan masuk ke dalam kandang mereka akan disemprot cairan pembunuh kuman dan bibit penyakit, jadi saat masuk kandang kondisi mereka steril.

Tinggalkan Balasan