Program Pemerintah untuk Mengembangkan Budidaya Sapi

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat untuk berkunjung ke sebuah kampung, yang penduduknya mayoritas adalah peternak sapi. Untuk sapi yang diternakkan di kampung ini yaitu jenis sapi perah, dan sapi pedaging. Waktu saya menyaksikan kehidupan perekonomian penduduknya, saya melihat bahwa rata-rata adalah orang dengan kelas ekonomi menengah ke atas, bahkan beberapa orang diantaranya sudah memiliki barang mewah.

Mereka bercerita kepada saya, bahwa sebelumnya mereka adalah petani miskin, dan kondisi kehidupannya sangat susah. Sebelumnya mereka hanya menggantungkan hidupnya pada hasil sawah, kebun, ataupun ladang. Kebanyakan hasil dari sawah dan ladang tersebut, tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka, bahkan pada saat itu hampir semua anak yang ada di desa itu, tidak ada yang sempat mengenyam sekolahan, kalaupun ada kemungkinan hanya sampai tingkat SD, bahkan jarang ada yang lulus dari SD.

Lalu semua mulai berangsur berubah, menurut beberapa penduduk desa setempat, perubahan itu mulai nampak pada saat ada program dari pemerintah, soal budidaya sapi perah. Pada waktu itu, pemerintah memberikan bantuan seekor sapi perah, kepada beberapa petani yang ada di sana. Kemudian saat sapi tersebut telah melahirkan, maka sapi tersebut akan diambil kembali oleh pemerintah, tetapi anak sapi yang baru dilahirkan tersebut, akan ditinggal untuk menjadi milik petani yang merawatnya.

Biasanya setelah indukan sapi yang diberikan kepada masyarakat itu sudah tidak produktif lagi untuk menghasilkan anak, maka biasanya pemerintah akan menggantinya dengan sapi yang lebih muda dan lebih produktif, sehinnga program ini dapat terus berlanjut.

Kemudian program ini terus berlanjut, hingga hampir semua rumah memiliki sapi perah, dan saya dengar bahwa program ini sebenarnya masih berjalan sampai sekarang, hanya saja jumlah sapi yang diberikan sudah tidak sebanyak waktu awal program ini digulirkan, mungkin karena jumlah petani yang sudah memiliki sapi sudah cukup banyak saat ini, sehingga jauh lebih mudah untuk memiliki bibit sapi dengan usaha sendiri.

Saat ini rata-rata sebuah rumah penduduk yang kecil, memiliki lima sampai sepuluh ekor sapi di rumahnya. Tetapi saya dengar bahwa ada juga peternak yang sudah memiliki sapi dalam jumlah yang sangat besar, peternak tersebut  bisa sampai memiliki lebih dari 5.000 ekor sapi. Dan dari 5.000 ekor sapi tersebut dia bisa menghasilkan susu lebih dari 10.000 liter setiap pagi dan sore hari (untuk jumlah persisnya peternak tersebut tidak mau menyebutkan jumlahnya).

Dengan cerita dari masyarakat seperti ini, saya melihat bahwa program dari pemerintah tersebut, bisa menjadi sangat besar sekali dampaknya bagi masyarakat akar rumput, terutama untuk jangka panjangnya. Jika sudah seperti ini, maka dapat dipastikan bahwa pendapatan asli daerahnya juga akan naik seiring dengan semakin naiknya pendapatan dari masyarakatnya.

Tinggalkan Balasan