Proses Pengangkutan Ikan Bawal

Kegiatan pengankutan cepat atau lambat pasti akan kita lakukan dalam usaha budidaya ikan bawal, hanya saja kita akan melakukannya pada fase yang mana, apakah pada saat masih berupa benih ikan bawal, ataukah pada saat ikan bawal yang sudah siap untuk konsumsi. Kebanyakan proses pemindahan ikan bawal dari satu tempat ke tempat yang lain dilakukan dalam keadaan hidup, karena itu proses transportasi akan sangat berpengaruh terhadap harga jual ikan.

Kesuksesan dalam melakukan pengangkutan ikan bawal ini, akan sangat erat kaitannya dengan perlakuan kita saat melakukan panen. Karena itu dalam melakukan panen ikan bawal, usahakan memanen dengan hati-hati, agar tidak ada ikan yang terluka atau bahkan sampai cacat, tetapi jika memang ada ikan yang terluka atau cacat usahakan agar tidak terlalu banyak juga.

Sebelum kita melakukan pengangkutan, maka ada baiknya jika kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan pengankutan ikan bawal. Ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan, yaitu: suhu air, oksigen terlarut, eksresi, jumlah ikan dalam satu wadah, dan jarak yang akan ditempuh dalam pengangkutan

Suhu air yang baik untuk media pengankutan ikan bawal adalah berkisar antara 15 – 20°C. Suhu air yang sesuai akan memberikan kenyamanan bagi ikan selama proses pengangkutan, perbedaan suhu yang terlalu drastis akan membuat ikan tidak nyaman bahkan stress, yang nantinya dapat meningkatkan resiko kematian ikan.

Untuk mendapatkan suhu yang ideal untuk proses pengankutan, maka sebaiknya kita melakukan proses pengangkutan pada saat pagi, sore, atau bahkan pada malam hari. Karena pada saat itu suhu air dan juga suhu udara dalam keadaan stabil, dan mendekati suhu ideal bagi ikan. Tetapi jika kita melakukan pengangkutan pada pagi hari, dan karena jarak yang dituju cukup jauh maka akan berlangsung sampai siang hari, sehingga suhu air dan udara sudah meningkat, maka dengan demikian akan membuat ikan semakin tidak nyaman dengan proses pemindahannya, hal seperti ini dapat membuat tingkat kematian ikan menjadi semakin tinggi, dan harus dihindari.

Karena ikan yang akan kita angkut ini berdesakan dalam satu wadah yang sempit, maka di dalam wadah tersebut ikan juga akan berebut untuk menghirup oksigen, karena itu untuk mendukung keberhasilan dalam pengangkutan kita juga perlu untuk menambahkan oksigen ke dalam media pengangkutan.

Selama proses pengankutan, ikan akan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau kotoran (ekskresi). Sedangkan kotoran tersebut memiliki sifat racun bagi ikan. Maka dari itu, untuk meminimalisir ikan membuang kotorannya selama proses pengankutan, maka kita perlu untuk membuang kotoran ikan terlebih dahulu, sebelum melakukan pengangkutan. Caranya adalah dengan tidak memberikan ikan makan atau dipuasakan atau diberok, sedangkan waktunya dapat kita lakukan selama beberapa jam, atau bahkan beberapa hari, tetapi selama proses ini berlangsung, usahakan untuk meletakkan ikan pada air mengalir.

Kita juga harus mempertimbangkan jumlah dan ukuran ikan yang akan kita tempatkan dalam satu wadah. Logikanya, yaitu: makin kecil ukuran ikan maka dapat diisikan banyak ikan dalam satu wadah, begitu juga sebaliknya semakin besar ikan, maka semakin sedikit yang dapat diisikan dalam satu wadah. Tetapi perlu diingat bahwa dalam memasukkan ikan dalam wadah, usahakan jangan terlalu padat, karena akan dapat membuat ikan menjadi stress

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah jarak yang akan di tempuh nantinya, kondisi jalan, kemacetan, dan juga kendaraan apa yang akan kita gunakan. Karena semua hal ini akan sangat berpengaruh terhadap waktu tempuhnya. Karena semakin lama waktu tempuhnya, maka akan membuat tinggkat stress pada ikan juga akan semakin meningkat.

Tinggalkan Balasan