Proses Budidaya Ikan Betutu

Setelah kita mengenal ikan betutu, maka sekarang pada artikel ini kita akan membahas tentang cara beternak ikan betutu.

Dahulu, proses budidaya ikan betutu dilakukan dengan cara mengambil benihnya langsung di alam, karena pengambilan yang berlebihan di alam, maka saat ini populasinya di alam sudah sangat menurun.

Untuk saat ini, di Indonesia Dinas Perikanan sudah memiliki cara untuk mengembang biakkan ikan ini secara buatan, cara pertama yaitu dengan menyuntikkan hormon pembiakan ikan. Lalu setelah itu ikan akan dimasukkan ke dalam kolam berukuran 2 x 3 meter dengan kedalaman air 75 cm, seekor ikan betina berukuran 200 gram, dapat menghasilkan kira-kira 10.000 butir telur, dengan persentase penetasan sekitar 10%.

Cara kedua, yaitu dengan meniru habitat asli ikan di alam, cara ini dikatakan dapat menghasilkan anakkan yang lebih banyak dari pada proses inseminasi buatan tadi.

Indukan ikan betutu yang ideal memiliki bobot 300 – 500 gram, dan bobotnya tidak boleh lebih dari 1 Kg, lalu pilih ikan yang tidak terlalu kurus ataupun terlalu gemuk.

Ketika menangkapnya pun, harus dilakukan dengan cepat, karena ikan ini sangat gesit. Ketika ikan terkejut maka ikan akan berubah warna, jika setelah terkejut warna ikan kembali ke warna semula maka ikan sehat, tetapi jika warna ikan masih kuning pucat, maka jangan gunakan ikan ini sebagai indukan.

Syarat ikan betutu yang sehat, dapat kita lihat dengan cara menggosok ikan dari kepala hingga ekor, jika tubuh ikan terasa licin, memiliki mata jernih, tidak ada cacat dari tubuh ikan, sirip ikan tidak cacat.

Karena hanya ikan yang sehat saja yang akan kita gunakan sebagai indukan, tetapi jika ada kriteria yang tidak terpenuhi, maka ikan harus disehatkan terlebih dahulu.

Jangan menangkap ikan, dengan menggunakan alat kejut listrik, karena hal ini bisa membunuh ikan.

Selah pemilihan indukan selesai, maka berikutnya adalah penyiapan kolam. Untuk hasil maksimal untuk kolam berukuran 800 m², diperlukan 150 pasang indukan ikan. Ketinggian airnya sendiri berkisar antara 100 – 110 cm.

Setelah kolam jadi, maka kolam perlu dibiarkan dulu selama beberapa hari dengan tujuan agar pakan alami bisa terbentuk lebih dahulu. Peternak harus menganalisa air kolam, dengan tujuan agar air kolam cocok untuk hidup ikan.

Ikan siap dimasukkan ke kolam, setelah 3 hari masukkan genting berukuran 40 – 60 cm atau bahan lain yang mudah dipindahkan, lalu kita tinggal memeriksanya setiap hari, biasanya ikan akan menempelkan telurnya pada genting tersebut. Setelah terlihat maka pindahkan telur-telur tersebut untuk ditetaskan. Telur perlu dipindahkan agar tidak dimakan oleh induknya.

Genting yang digunakan sebaiknya adalah genting yang sudah bersih, jadi cuci dulu genting tersebut sebelum digunakan.

Untuk wadah penetasannya sendiri, biasanya digunakan aquarium kaca, dan dalam satu aquarium biasanya dapat diletakkan 4 sarang.

Setelah menetas, anakan dapat dipindahkan ke kolam semen kecil, perlu anda ketahui bahwa anakan yang baru lahir ini masih sangat lemah dan gampang mati

Kelangsungan hidup anakan ini, bergantung pada tingkat emisi pengolahan air, aerasi, jenis makanan, dan waktu pemberian pakan. Jumlah maksimal dalam pelepasan bibit adalah 20.000 ekor per 6 m².

Pakan yang dapat diberikan dalam tahap ini, adalah pakan alami hidup. Untuk yang baru lahir harus diberi pakan tungau merah, dan retrifer (adalah spesies zooplankton).

Pemindahan ke kolam semen besar dilakukan saat ikan berusia 1 bulan. Selama seminggu pertama ikan diberi pakan retrifer, tungau merah, dan cacing merah dll, dengan porsi sekitar 10 % berat ikan. Ketika memasuki minggu ke dua, mulailah ikan dilatih diberi pakan tambahan, yang berupa 90% tepung ikan, 5 % ketatul, serta 1% vitamin dan mineral, untuk melatih ikan agar mau makan pakan tambahan, sebaiknya jumlah tungau merah dikurangi secara bertahap.

Pada proses pembibitan ini, baisanya akan muncul serat-serat ganggang, atau yang biasa kita kenal dengan lumut air. Yang akan mempersulit perawatan.

Tahap pembesaran ketiga, ikan akan dimasukkan ke dalam kolam semen setelah ukuran ikan mencapai 2,5 cm, pada tahap ini ikan dapat dibesarkan dalam kolam semen ataupun kolam tanah, masing-masing kolam memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk kolam semen tingkat kehidupan ikan cukup tinggi, namun pertumbuhannya lambat, dan begitu juga sebaliknya. Untuk pembesaran ini ikan bisa diberi pakan alami dan buatan.

Di dalam kolam harus sering dibersihkan, bahkan jika banyak endapan di dalam kolam, maka endapan itu harus dibersihkan. Ikan betutu harus sering disortir, tujuannya agar ikan bisa seragam, dan untuk mengurangi kematian ikan, akibat dari dimakan oleh ikan yang lebih besar, karena ikan ini adalah karnivora dan kanibal. Persortiran ini dilakukan setiap bulan, dan paling lama 2 bulan sekali. Dengan sortir ikan akan berkembang lebih cepat.

Tingkat pertumbuhan ikan betutu, tergantung dari kualitas dan kuantitas makanan, kondisi dan kesehatan air, kebersihan, dll.

Tinggalkan Balasan