Proses Pembuatan Ikan Sarden Kalengan di Pabrik

Pada awalnya saya dulu  berfikir, yang disebut sebagai sarden kalengan itu harus selalu berasal dari jenis ikan makarel, karena pada saat itu hanya jenis ikan makarel yang selalu masuk dalam iklan di tv. Perlu anda ketahui juga bahwa di daerah tempat tinggal saya, apapun merk ikan kalengan yang ingin dijual, pembeli akan tetap menyebutnya sebagai sarden. Sebenarnya sarden sendiri adalah nama ikan laut dari suku haring. Tetapi mungkin karena jenis ini banyak dikalengkan atau mungkin merk ini yang pertama masuk di jual di daerah rumah tinggal saya, maka nama semua merk ikan kaleng menjadi sarden.

Di sini kita akan bercerita ikan khas Indonesia yang juga bisa dijadikan sebagai ikan kaleng, ikan tersebut adalah  ikan lemuru. Lemuru memang masih satu genus dengan Sardinella, dan karena nama lemuru masih asing bagi masyarakat kita, maka biasanya di kemasan kalengnya hanya dituliskan kata sarden saja.

Berikut adalah proses pembuatan ikan lemuru segar sampai bisa menjadi ikan kaleng

Pertama-tama ikan lemuru segar yang telah dikumpulkan dari hasil tangkapan nelayan, akan dibersihkan seluruhnya, sehingga nantinya hanya tersisa bagian daging badannya saja. Proses pembersihan ini juga termasuk membuang kepala, ekor dan isi perut ikan.

Ikan yang sudah dibersihkan akan dicuci dengan menggunakan mesin yang terus-menerus mengalirkan air. Dalam proses pembersihan ini, sisik ikan juga akan ikut dibersihkan. Ikan yang sudah bersih akan dimasukkan ke dalam kaleng, dalam satu kaleng, nantinya akan berisi 5-6 daging ikan lemuru, tergantung berat dan ukurannya.

Daging yang sudah masuk ke dalam kaleng ini akan di stim (yaitu proses memasak dengan cara diberi uap panas). Dengan cara ini, daging ikan bisa matang dan terbebas dari mikro organisme. Pada saat ikan sudah matang, maka ikan di dalam kaleng ini akan kita tiriskan, air yang tersisa dari proses stim sebelumnya perlu dikeluarkan, agar air tersebut tidak merusak tekstur daging dan memunculkan rasa amis dalam daging ikan.

Langkah selanjutnya kaleng siap untuk diberi isian bumbu dan saos tomat. Pada pabrik yang saya ceritakan ini dia mengatakan bahwa saos tomat yang digunakan adalah hasil racikan sendiri dan dalam saos tersebut tidak ada tambahan MSG.

Dalam proses pengisian saos tomat tidak bisa asal-asalan, jadi setelah diisi maka saos tersebut harus ditekan, untuk memastikan bahwa tidak ada udara yang terperangkap di dalam isian ikan dan saosnya. Karena udara yang terperangkap di dalam kaleng, dapat membuat campuran saos dan daging ikan tadi menjadi tidak awet.

Langkah selanjutnya kaleng akan ditutup. Jika sudah selesai maka kaleng akan melalui tahap sterilisasi, dengan cara kaleng akan dimasak dalam tungku tertutup yang diberi tekanan uap panas. Cara pemasakan ini sangat mirip dengan cara kerja panci presto yang ada di rumah kita, dan karena proses sterilisasi terakhir inilah yang menyebabkan daging ikan sarden menjadi sangat empuk, bahkan tulangnya pun dapat kita makan.

 

Meski tanpa bahan pengawet, karena proses di atas dan keran proses pengemasannya yang menggunakan bahan logam, maka ikan kalengan ini masih bisa bertahan sampai tiga tahun.

 

Tinggalkan Balasan