Pelet Pakan Ikan dari Ayam Tiren

Di tengah harga pelet yang sangat mahal saat ini, itu membuat para peternak mencari cara alternatif untuk mensiasatinya. Sebagian peternak ada yang lebih banyak memberikan pakan hijauan pada lelenya, tetapi ada juga peternak yang membeli atau membuat berbagai jenis pakan alternatif yang harganya relatif lebih murah.

Seperti salah satunya yang ingin saya ceritakan pada artikel ini. Jadi, semenjak beberapa tahun ini, ada salah seorang peternak lele yang menjual pelet dengan bahan dasar ayam tiren. Sebutan ayam tiren merupakan singkatan dari mati kemarin, dengan kata lain ini adalah jenis ayam potong yang sudah mati sebelum disembelih.

Ayam potong adalah jenis ayam yang sangat rentan mati, karena itu setiap harinya di peternakan ayam potong akan ada banyak ayam yang mati. Apalagi saat ada kejadian khusus, seperti saat perubahan musim atau saat perubahan cuaca, maka jumlah ayam yang mati akan sangat banyak jumlahnya.

Karena melimpahnya jumlah bangkai ayam, maka ada peternak lele ini mencoba menggunakan ayam tiren ini sebagai bahan baku peletnya. Perlu saya jelaskan juga bahwa sebenarnya kualitas pelet ditentukan oleh tinggi – rendahnya kandungan proteinnya. Jadi semakin tinggi kandungan protein dalam pelet, maka semakin baik pula kualitas peletnya, sedangkan untuk mendapatkan protein, paling banyak didapatkan dari berbagai macam produk hewani.

Pada mulanya peternak lele yang saya ceritakan ini, dulunya hanya menggunakan pelet buatannya untuk digunakan sendiri, tetapi saat peternak lain tahu tentang pelet ini, mereka mulai membeli pelet dari dia, hingga akhirnya sampai sekarang dia juga mulai menjual pelet buatannya tersebut.

Cara pembuartan pelet ayam ini cukup sederhana, pertama-tama ayam tiren yang baru datang dari peternakan, akan direndam air panas terlebih dahulu, tujuanya untuk memudahkan pencabutan bulunya, selanjutnya ayam akan masuk ke mesin pencabut bulu. Sesudah itu organ bagian dalam ayam akan dikeluarkan, tujuannya agar pelet yang dihasilkan nantinya tidak bau bangkai.

Setelah itu ayam digiling bersama dengan tulang-tulangnya sampai benar-benar lumat. Setelah itu barulah daging ayam giling ini dicampur dengan bekatul dan bahan-bahan lain, hanya saja saya tidak tahu takaran dan jenis bahan yang lain. Langkah selanjutnya pelet akan masuk ke mesih pencetak, setelah dikeringkan maka pelet siap untuk digunakan ataupun dipasarkan.

Meskipun memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga jual yang relatif murah, tetapi pelet ini memiliki beberapa kekurangan, misalnya saja pelet yang dihasilkan semuanya masih tenggelam, dia belum bisa menghasilkan pelet yang mengapung. Selain itu pelet jenis ini menyebabkan kolam menjadi cepat bau, jadi peternak harus rajin mengganti air kolamnya.

Jika air kolam tidak sering diganti, maka bau air kolam bisa seperti bau bangkai. Meskipun ikan lele di dalamnya tetap hidup dan sehat-sehat saja, tetapi bau yang tidak sedap ini sering membuat pembeli mual dan mengurungkan niatnya untuk membeli lele.

 

Jika ditambah dengan pakan hijauan dari dedaunan, maka ini pastinya perpaduan ini dapat mengurangi pengeluaran biaya pakan bagi peternak. Tetapi anda juga perlu tahu, bahwa tidak semua konsumen, pengepul dan pembeli lain, mau membeli lele yang diberi pakan seperti ini. Sehingga cara penjualannya selain kucing-kucingan, sering kali anda juga harus menyembunyikan pakan apa yang diberikan pada ikan lele anda.

Jika dilihat dari segi rasa ikan lelenya, sebenarnya tidak ada masalah, sama enaknya seperti saat lele yang diberi pakan pelet mahal. Tetapi yang menjadi persoalan berikutnya, apakah dengan memberi lele kita makan pelet dengan bahan baku bangkai, akankah ini merupakan sesuatu yang aman bagi kesehatan? lalu apakah lele yang memakan pelet tersebut lantas menjadi ikan yang halal atau haram?

Tinggalkan Balasan