Alasan Sekam Padi tidak Bisa Dijadikan Pakan Ternak

Seperti kita semua tahu bahwa sekam, adalah hasil sampingan dari proses pengupasan kulit gabah, seperti halnya juga dedak dan bekatul. Hanya saja untuk dedak dan bekatul, keduanya dapat dijadikan sebagai pakan ternak, sedangkan sekam tidak bisa dijadikan sebagai pakan.

Sebetulnya saya memiliki pemikiran, bahwa mengapa sekam padi yang sama-sama merupakan hasil dari penggilingan gabah, lebih sering dijadikan sebagai alas lantai kandang saja.

Alasan yang paling masuk akal yang bisa saya dapatkan sampai saat ini, yaitu karena ujung dari sekam padi sangat tajam, sehingga dapat menyakiti mulut hewan yang memakannya, selain itu bentuk dari sekam padi yang masih keras juga tidak mudah dimakan dan dicerna oleh hewan peliharaan kita.

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah melakukan percobaan dengan sekam padi ini. Pada saat itu saya mencoba untuk merendam sekam padi tersebut selama beberapa hari, ternyata meskipun sudah direndam dalam waktu yang cukup lama ternyata bentuk dari sekam tersebut tidak ada perubahan.

Dari segi keras dan juga tajamnya, sama sekali tidak ada yang melunak. Satu-satunya perubahan yang terjadi, yaitu air rendaman sekam tersebut menjadi bau. Dan hewan yang ada di dalam sekam tersebut setelah direndam selama beberapa hari semuanya ikut mati, dan mengambang di permukaan air.

Alasan saya melakukan percobaan ini, karena sebelumnya saya melihat tayangan di televisi, yang menayangkan bahwa saat ini mulai muncul trend, bahwa orang memakan gabah padi dan bukannya beras.

Jadi, pada saat orang akan memasak gabah tersebut, maka gabahnya akan direndam dulu selama satu hari satu malam, baru setelah itu gabah akan dimasak seperti kita memasak nasi pada umumnya.

Pada saat itu gabah tersebut melunak dan memiliki tekstur yang lunak seperti nasi pada umumnya. Karena itu saya berfikir bahwa sekam padi yang direndam cukup lama, akan memiliki sifat yang lebih lunak. Ternyata dugaan saya salah.

Tinggalkan Balasan