Pakan yang Dapat diberikan dalam Budidaya Belut

Belut adalah jenis hewan karnivora sejati, jadi pakan yang harus diberikan adalah berbagai jenis daging, dan produk yang mendekati daging. Hal ini karena belut yang dibudidayakan di Indonesia adalah jenis hewan tangkapan di alam, sehingga sifat liarnya masih sangat kuat. Karena itu pakan buatan pabrik tidak terlalu disukai oleh belut.

Hal ini berbeda dengan jenis belut sidat, yang sudah dapat diternakkan melalui perkawinan buatan, sehingga mereka saat ini sudah menjadi hewan budidaya sepenuhnya. Karena sudah menjadi hewan budidaya, maka sebagian pakannya sudah dapat digantikan dengan pakan buatan.

Biasanya peternak belut akan menggunakan pakan berupa bangkai ayam, bangkai itik, bangkai bebek, bangkai entog, atau bangkai unggas lainnya. Selain itu biasanya peternak juga menggunakan produk telur yang gagal menetas, ataupun telur yang hewan di dalamnya telah mati.

Biasanya jika tidak, maka para peternak akan menggunakan limbah dari pengolahan unggas, ikan atau udang, limbah ini kebanyakan berupa jeroan dan produk sampah lainnya.

Meskipun ada juga peternak belut yang memberikan pakan tambahan kepada belut peliharaannya, dengan menggunakan cacing tanah, siput, dan bekicot. Biasanya peternak belut adalah peternak cacing tanah juga, karena mereka bisa menekan biaya yang cukup tinggi dengan menternakkan sendiri pakannya.

Mengapa harus menggunakan bangkai dan bahan sisa pengolahan hewan. Hal ini karena jika menggunakan bahan daging segar, pastinya akan sangat memberatkan ongkos produksinya, sehingga untuk menekan biaya pakan, maka harus menggunakan bahan yang harganya cenderung murah.

Biasanya untuk pemberian pakan terhadap belut, para peternak akan menenggelamkan begitu saja daging dari bangkai unggas tersebut, tetapi jika yang digunakan adalah telur yang gagal menetas, maka biasanya telur tersebut akan direbut terlebih dahulu dan dikupas kulit luarnya, sebelum dibenamkan di dalam lumpur kolam.

Tetapi jika pakan yang digunakan adalah anakan unggas yang mati di dalam telur, maka setelah kulit telurnya dilepas, anakan yang belum menetas tersebut dapat langsung dibenamkan di dalam lumpur kolam.

Sama seperti hewan lainnya, yaitu kualitas gizi dari pakan yang diberikan akan menentukan kecepatan pertumbuhan dari belut itu sendiri. Menurut peternak belut, mereka mengatakan bahwa pemberian daging unggas adalah yang paling cepat dalam memacu pertumbuhan belut, setelah itu jeroan unggas di posisi yang kedua, dan yang ketiga adalah siput dan bekicot.

Tinggalkan Balasan