Pemeliharaan Ikan Bawal Di KJA

Jika kita memelihara ikan bawal dengan sistem KJA, maka untuk pemeliharaan rutin kita tetap harus memberi pakan tambahan. Penyebabnya yaitu, meskipun KJA kita berada di perairan terbuka, tetapi tetap saja ikan kita hanya bergerak di sekitar jaring apung saja, sehingga pakan alami yang tersedia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan pakan ikan kita. Apalagi untuk saat ini, banyak waduk yang memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kolam.

Makanan yang cocok untuk diberikan pada ikan bawal di KJA adalah jenis pelet yang memiliki kandungan protein 25 – 27 %. Sedangkan untuk pemberian pakannya dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari, untuk jumlah pakan perhari/perekor ikan, adalah 3 – 5 % dari berat ikan. Atau jika anda mau anda bisa saja memberikan pakan ke ikan secara tidak terbatas, atau sampai ikan kenyang, tergantung mana cara pemberian pakan yang menurut anda terbaik saja.

Perlu diingat bahwa saat anda memberikan pakan, maka anda perlu memberikan pakan secara menyebar kesemua bagian keramba, jangan memberi pakan pada satu sisi/satu bagian saja. Hal ini dimaksudkan agar semua ikan yang ada di dalam KJA mendapat makan secara merata, sehingga nantinya ukuran ikan kita tidak akan berbeda jauh antara yang satu dengan yang lainnya.

Kegiatan rutin yang perlu dilakukan selama masa pemeliharan ikan bawal di KJA adalah pengontrolan jaring, pengotrolan pelampung, dan yang paling penting adalah pengamatan terhadap pertumbuhan ikan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam melakukan pengamatan terhadap ikan, hanya saja akan lebih mudah jika kita secara langsung mengambil sampel ikan dari dalam KJA. Pengambilan sampel ini akan membantu kita dalam menentukan jumlah pakan yang akan kita berikan ke ikan.

Pengamatan lain yang perlu kita lakukan terhadap ikan selama berada di KJA adalah kondisi kesehatan dan keselamatan ikan. Jika ada ikan yang sakit atau mati, maka kita harus sigap untuk segera mengambilnya. Untuk ikan yang sakit, jika masih memungkinkan untuk melakukan pengobatan, maka kita bisa melakukan proses penyembuhan dengan segera. Kita juga bisa mempertimbangkan apakah ikan yang sakit tersebut dapat menularkan penyakitnya atau tidak, sehingga apakah kita perlu mengkarantina ikan tersebut atau tidak.

Tinggalkan Balasan