Nama Ilmiah, Sejarah Singkat Belut

Hewan belut mungkin bukanlah hewan yang asing bagi kita yang tinggal di Indonesia, karena menu daging belut sendiri sudah cukup banyak tersedia di warung-warung nasi pinggir jalan. Bahkan dari segi harga jualnya pun cukup terjangkau, jadi boleh dikatakan bahwa belut adalah menu makanan yang merakyat.

Mungkin banyak dari pembaca sekalian yang berfikir seperti saya dulu, yaitu menganggap bahwa belut adalah sejenis ular. Karena meskipun para ahli mengelompokkan belut sebagai ikan, tetapi secara kasat mata belut memiliki bentuk tubuh, warna, dan ukuran yang lebih menyerupai ular bila dibandingkan dengan ikan.

Sehingga tidak salah jika kebanyakan orang awam menganggap, bahwa belut masih lebih dekat bersaudara dengan ular dari pada dengan ikan.

Karena itu tidak ada salahnya jika kita bisa mengenal belut lebih dekat dengan melihat nama ilmiahnya, karena para ahli telah mengelompokkannya ke dalam :

Kingdom          : Animalia

Filum               : Chordata

Kelas               : Actinopterygii

Ordo                : Synbranchiformes

Famili              : Synbanchidae

Genus              : Monopterus

Spesies             : M. albus

 

Ukuran belut yang paling panjang yang pernah ditemukan adalah 1 meter, meskipun ukuran belut yang paling banyak dikosumsi berkisar antara 20-35 cm.

Belut tidak memiliki sirip, kecuali bagian ekornya memiliki sirip yang berbentuk memanjang, selain itu permukaan tubuh belut juga tidak memiliki sisik. Belut memiliki bentuk tubuh menyerupai tabung yang memanjang, dengan permukaan kulit yang sangat licin.

Habitat asli belut adalah Asia Timur dan juga Asia Tenggara bagian Barat. Kalau di Indonesia sendiri umumnya dikenal tiga jenis belut, yaitu belut rawa, belut sawah, dan belut laut. Belut sangat suka dengan tempat yang lembab, dingin dan terhalang dari sinar matahari.

Meskipun belut adalah hewan yang berasal dari daerah panas, tetapi saat ini belut sudah mulai mendiami daerah Subtropis yang lebih dingin atau bahkan cenderung beku. Hal ini menandakan bahwa daya adaptasi belut terhadap suhu dingin juga cukup baik.

Dengan selera makan belut yang cenderung ganas terhadap hewan kecil lain yang ada di sekitar lubang hidupnya, maka boleh dikatakan bahwa belut adalah jenis predator yang dapat mengancam kelangsungan hidup hewan lain. Apalagi jika belut mulai tumbuh di daerah lain yang bukan merupakan habitat aslinya, maka belut dapat merusak ekosistem di daerah tersebut.

Hanya saja karena orang Indonesia sangat menyukai menu masakan berbahan dasar belut, maka jumlah populasi belut di alam bisa ditekan jumlahnya.

Tinggalkan Balasan