Lomba Burung Merpati di Jakarta

Beberapa waktu yang lalu saat saya berkunjung ke Jakarta, pada saat saya sedang berjalan-jalan, saya melihat ada orang yang sedang membawa burung dara atau merpati di dalam sangkar, yang dibawa dengan menggunakan sepeda motor, lalu orang tersebut melepaskan burung-burung yang ada di dalam sangkar tersebut satu-persatu.

Jadi orang tersebut sepertinya diminta untuk melepaskan burung merpati tersebut pada jarak-jarak tertentu. Orang tersebut akan melepaskan burung merpati pada suatu titik tertentu, lalu kemudian beliau akan menuju titik yang lain untuk melepaskan burung merpati di sana, sampai semua burung yang beliau bawa habis dilepaskan.

Menurut orang yang saya temui tersebut, bahwa sudah ada orang yang menunggu burung-burung yang dilepaskan tersebut dengan membawa pasangan dari merpati yang dilepaskan. Saya baru tahu bahwa merpati yang dilepaskan tersebut adalah jantan semua, sedangkan yang dipegang oleh pemilik merpati adalah burung betinanya, sehingga saat dilepaskan burung merpati jantan, akan segera terbang untuk menemukan betinanya.

Burung merpati jika dilepaskan, maka kembali kepada pasangannya, hal ini karena burung merpati adalah burung yang terkenal karena kesetiaanya. Karena sifatnya inilah, maka perlombaan burung merpati pasti akan melibatkan sepasang burung. Jadi seorang akan memegang burung betina, sedangkan orang yang lain akan melepaskan burung yang jantannya secara bersamaan, dan burung yang pertama sampai kepada pasangannya akan menjadi pemenangnya.

Aturan dalam kompetisi ini adalah, burung mana yang terlebih dulu sampai ke lokasi burung betinanya berada, maka burung tersebut adalah pemenangnya. Sepertinya dalam kompetisi ini juga dilombakan dalam kelas-kelas tertentu, misalnya dibagi berdasarkan jarak yang dapat dicapai oleh burung merpati untuk sampai ke lokasi awal. Sepertinya jika burung semakin mahir, maka burung akan dilombakan pada jarak yang lebih jauh lagi, sehingga kelasnya juga akan naik.

Pada saat saya bertanya kepada orang yang bertugas untuk melepaskan burung merpati tersebut, apakah hal ini dijadikan sebagai barang taruhan, atau untuk dijadikan sebagai ajang perjudian. Beliau mengatakan bahwa jika pada saat itu acara pelepasan merpati semacam kompetisi saja, dan tidak melibatkan uang sama sekali.

Pada saat itu hadiah yang ditawarkan oleh pihak panitia adalah sekarung jagung, yang hanya diperuntukkan sebagai pakan burung merpatinya saja. Jadi bentuk hadiah yang diterima oleh peserta bukan berbentuk uang.

Kalau saya boleh berpendapat bahwa untuk di daerah Jakarta yang sangat padat, maka sangat tidak memungkinkan orang untuk beternak hewan yang besar, karena lahannya yang mulai terbatas. Karena itu burung merpati ini adalah salah satu solusinya, karena tidak terlalu banyak makan tempat, dan biasanya mereka juga diletakkan pada bagian atas rumah yang tidak mengganggu bagian bawahnya. Jadi para peternak bisa mendapatkan alternatif hewan peliharaan.

Tinggalkan Balasan