Penggunaan Drum bekas dan Tong Plastik sebagai Media Budidaya Ikan

Saat ini di daerah rumah saya selain produksi ikan konsumsi seperti jenis lele dan nila, juga mulai banyak dikembangkan banyak jenis ikan hias. Memang untuk saat ini jumlah peternak ikan hias tidak sebanyak peternak ikan konsumsi, tetapi sepertinya jumlahnya terus meningkat, bahkan ada beberapa peternak ikan konsumsi yang juga melakukan diversifikasi dengan melakukan budidaya ikan hias.

Sebelumnya untuk peternak ikan hias di tempat kami menerima bantuan dari perintah berupa kolam beton, dan juga kolam aquarium, hal ini merupakan hibah dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Malang untuk periode 2015. Memang jumlah dari bantuan tersebut sangat terbatas, hal ini hanya digunakan pemerintah, sebagai pamacu saja untuk pengembangan ikan hias di daerah kami.

Karena itu untuk peternak pembudidaya seperti saya yang tidak mendapatkan bantuan tersebut harus mencari sendiri bahan untuk dijadikan sebagai media kolam budidaya. Jika menggunakan kolam terpal maka hal tersebut tidak cocok untuk diterpkan karena ukurannya yang cukup besar, sehingga sangat menyulitkan dalam proses pengawasan dan pemeliharaan, karena ikan hias memiliki bentuk tubuh yang kecil.

Karena itu saya mulai menggunakan drum bekas dari bahan metal sebagai media budidaya. Hal ini saya pilih karena bahannya yang keras, sehingga jika memungkinkan suatu saat nanti, ketika jumlah drumnya sudah banyak maka saya bisa menumpuknya, sehingga bisa lebih hemat tempat. Selama ini saya tidak memiliki masalah dengan ukuran tong tersebut, karena bisa disesuaikan dengan jumlah ikan yang ada di dalamnya.

Hanya saja kelemahan kolam budidaya dari bahan drum metal seperti ini adalah sifatnya yang mudah untuk berkarat, sehingga sebelum digunakan perlu diberi lapisan pelindung tambahan seperti cat anti karat atau bahan sejenis itu. Tetapi untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan melapisi tersebut, saya lebih memilih untuk menggunakan plastik bening besar yang biasa digunakan untuk membawa bibit ikan, sebagai lapisan pelapis anti karat.

Hal ini saya pilih karena pertimbangan bahwa kemungkinan cat anti karat tersebut masih bisa untuk luntur dan kembali berkarat. Tetapi jika menggunakan plastik pelapis seperti ini, maka saat plastik tersebut rusak, maka waktu yang digunakan untuk melakukan pergantian bisa lebih singkat, dan tidak terlalu banyak makan tenaga. Tetapi bagaimanapun juga itu adalah pertimbangan saya semata, karena setiap orang memiliki pertimbangannya masing-masing.

Selain menggunakan drum metal, kita juga bisa menggunakan tong plastik bekas sebagai media kolam budidaya. Jika menggunakan tong plastik kita tidak perlu khawatir soal masalah karat, karena meskipun digunakan selama bertahun-tahun bentuknya akan tetap utuh seperti itu. Hanya saja kekurangannya yaitu terletak pada harganya yang cukup mahal, yaitu sekitar dua kali lipat dari harga tong metal. Sehingga terasa lebih memberatkan saja.

Tinggalkan Balasan