Kekurangan Menggunakan Kolam Tanah

Saya sekarang sedang berada di Provinsi Jambi karena sedang ada tugas pekerjaan. Dan di sini saya mendapat kenalan yang akhirnya menjadi teman dekat saya. Saya tidak menyadari bahwa teman saya ini ternyata juga tertarik untuk beternak ikan lele, jadi hal ini membuat beberapa kesamaan antara kami. Dan sekarang dia sedang mempersiapkan diri untuk melakukan penebaran bibit pertamanya.

Untuk kolam yang teman saya gunakan adalah kolam tanah dan di dalam kolam tersebut teman saya memasang jaring, dengan tujuan untuk membagi jumlah ikan yang ada di dalam kolam. Sedangkan untuk air yang digunakan untuk mengaliri kolam, berasal dari air sungai yang mengalir dari atas kolam. Lalu setelah itu limpahan air yang keluar dari kolam akan dibuang ke selokan yang ada di dekat kolam. Begitu cara teman saya membuat sirkulasi air di dalam kolam.

Sebenarnya jika boleh memilih saya kurang suka untuk menggunakan kolam tanah untuk beternak ikan lele, hal ini karena biasanya ikan lele yang dihasilkan dari kolam tanah akan memiliki bau yang kurang sedap, dan bau tersebut seperti bau tanah. Dan untuk menghilangkan bau tanah tersebut kita masih harus menetralkan ikan lele pada kolam bersih yang terus-menerus dialiri oleh air bersih. Sehingga, dalam waktu beberapa hari rasa daging dari ikan lele tersebut akan kembali enak dan gurih kembali. Biasanya cara ini akan digunakan pada saat akan menjual hasil panen ikan lele.

Lalu kekurangan lain jika melakukan budidaya dengan menggunakan kolam yang berasal dari tanah yaitu adanya proses penumpukan sisa pakan di dasar kolam, sehingga jika sudah sampai terakumulasi, dan jika sampai akumulasi sisa pakan dan kotoran tersebut kembali muncul ke permukaan, maka dapat meracuni ikan yang ada di dalam kolam, karena sisa pakan dan kotoran ini mengandung zat racun, dan biasanya racun yang biasa terdapat dari sisa pakan dan kotoran ikan adalah jenis nitrat dan nitrit.

Proses keracunan masal ini biasanya terjadi saat pergantian musim, terutama saat akan memasuki musim penghujan setelah terjadi musim kamarau yang panjang. Dan contoh yang paling nyata dari keracunan masal ikan oleh karena sisa pakan dan kotoran ikan adalah kematian masal di waduk-waduk selama periode waktu tertentu. Contoh terakhir yang saya tahu adalah kematian masal ikan yang di budidayakan di keramba jaring apung di Danau Toba, Sumatra Utara.

Selain itu resiko dinding dan juga dasar kolam akan sangat mudah sekali mengalami kebocoran, terutama karena akar pohon yang menembus dinding kolam, ataupun juga berasal dari hewan-hewan yang hidup di dalam tanah seperti cacing tanah dan juga semut, yang dapat membuat lubang di dalam tanah sehingga dapat membuat dinding penahan kolam menjadi lebih rapuh dan rawan bocor.

Yang jelas dengan menggunakan kolam dari tanah maka akan membuat banyak biaya tambahan untuk perbaikan kolam dan juga perawatannya, karena itu saya lebih menyukai untuk menggunakan cara instan yaitu menggunakan kolam yang terbuat dari terpal, yang harganya lebih terjangkau dan juga mudah perawatannya.

    • Iftar darpi on 25 September 2016 at 9:15 am

    Reply

    Kayaknya tidak mudah menjual Lele ya, says sudah ternak Lele Dan sudah besar tapi sampai sekarang tidak laku

      • Remi on 25 September 2016 at 5:38 pm
      • Author

      Reply

      Kalau pertama kali, atau masih baru saja memulai biasanya memang begitu. Tetapi, saya sarankan jangan cepat putus asa, karena saat anda sudah mulai dikenal oleh tengkulak, maka biasanya anda tinggal menunggu saja di rumah, dan mereka yang datang untuk mengambil panen anda.
      Jika di rumah saya, ada yang namanya kelompok tani sehingga hasil panen dapat diserap oleh mereka. tetapi setelah kami mempunyai pasar yang lebih bagus harganya maka kami sekarang dapat memasarkan sendiri panen lele kami tersebut.
      Jika tidak ada kelompok tani, mungkin anda dapat mencoba grup peternak lele atau pecinta ikan di facebook yang khusus di kota anda, karena biasanya mereka bisa memberikan saran yang lebih detail lagi.

      Kalau boleh tahu mas Iftar ini dari daerah mana? karena dalam beberapa komentar ternyata ada juga orang yang berminat untuk membeli hasil panen dari peternak yang lain.

Tinggalkan Balasan ke Remi Batalkan balasan