Mengenal Lebih Dekat Ulat Penggulung Daun Pisang

Jika anda seorang peternak burung berkicau mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan ulat daun pisang yang akan kita bicarakan ini, hal ini karena ulat daun pisang adalah salah satu doping alami yang dapat memacu pervorma dari burung berkicau milik kita, terutama saat akan bertanding dalam lomba ataupun kontes.

Tetapi untuk saya pribadi lebih suka menggunakan ulat daun pisang ini sebagai pakan tambahan untuk ikan lele peliharaan saya. Karena memang, ulat ini dapat memacu pertumbuhan dari ikan, dan yang paling terasa untuk saya bahwa dengan memberikan ulat ini, maka nafsu makan dari ikan lele saya nampak lebih bergairah.

ulat daun pisang (2)

Tetapi untuk lebih mengenal lebih jauh tentang ulat daun pisang ini, mungkin anda ingin tahu tentang klasifikasi ilmiah dari hewan satu ini.

Untuk nama umum dari hewan ini adalah : Erionota thrax (Lennaeus, 1767)

Sedangkan untuk Klasifikasi yang lain adalah:

Kingdom          : Animalia

Filum               : Arthopoda

Kelas               : Insecta

Ordo                : Lepidoptera

Family             : Hesperiidae

 

Sedangkan untuk ciri morfologi dari ulat daun pisang, yaitu :

Ulat ini akan berubah menjadi kupu-kupu penghisap madu bunga pisang, dan biasanya mereka akan melakukan kopulasi pada pagi atau sore hari, serta mereka akan mulai bertelur pada malam hari. Biasanya telur mereka ini akan diletakkan pada pelepah daun pisang yang masih utuh, dan dalam sekali bertelur mereka dapat menghasilkan + 25 butir telur.

Ciri dari ulat ini adalah berwarna kehijau-hijauan pada waktu masih muda, dengan dilapisi semacam serbuk putih berbentuk seperti bedak yang menutupi hampir sekujur tubuhnya dengan kepala berwarna hitam, bulat, keras, pada masa ini hanya kepala dari ulat ini yang paling keras, ciri yang lain yaitu masih belum terbentuk lapisan lilin pada di sekujur tubuhnya.

Pada fase hidup yang lebih lanjut atau umur yang lebih tua, ulat ini akan merubah warna tubuhnya menjadi putih kekuningan dengan lapisan lilin mulai menutupi seluruh bagian tubuhnya. Tetapi pada fase ini pergerakan ulat tersebut sudah semakin lambat, dan jumlah serbuk putih yang menutupi tubuhnya juga semakin sedikit/bahkan hanya merupakan sisa dari fase pertumbuhan sebelumnya.

Fase yang terakhir dari ulat ini, yaitu dalam bentuk pupa atau kepompong atau dalam bahasa Jawa entong, pada fase ini lapisan lilin yang menyelubungi tubuh ulat sudah semakin keras dan padat, dan warnanya berubah kembali, menjadi kehijau-hijauan. Pada fase ini ulat ini juga akan memiliki sebuah belalai yang disebut “probosis”. Setelah melewati fase ini maka ulat tersebut akan siap untuk menjadi kupu-kupu, dan akan mengulang lagi proses hidupnya dari awal lagi.

Secara keseluruhan waktu yang diperlukan dalam sekali proses sirkulasi hidupnya, sejak menetas sampai mati ulat daun pisang ini memerlukan waktu sekitar 5 – 6 minggu.

Tinggalkan Balasan