Telur yang Dijual di Pasaran Tidak Selalu dalam Kondisi Infertil

Ada sebuah pertanyaan yang berasal dari kolom komentar beberapa waktu yang lalu, yang menanyakan apakah kondisi telur ayam atau telur yang lain di pasaran, selalu dalam kondisi infertil?

Perlu saya jelaskan di sini apa yang dimaksud dengan infertil, boleh dikatakan bahwa infertil adalah kondisi telur yang tidak subur, atau dengan kata lain bahwa fertil memiliki arti yang sama dengan subur (KBBI). Jadi, dengan kata lain, pertanyaan bisa diartikan seperti ini: apakah telur yang dinjual di pasaran saat ini adalah jenis telur yang tidak subur, yaitu jenis telur yang tidak bisa ditetaskan?

Kalau setahu saya bahwa telur ayam negri atau ayam Horn, semuanya adalah jenis telur infertil, karena sudah sering saya berkunjung ke peternakan yang ada di beberapa  daerah, saya tidak pernah menjumpai ada peternakan yang menggunakan pejantan untuk menghasilkan telur. Jadi, hanya ada ayam betina di dalam kandang, dan setelah diberi pakan, maka ayam tersebut akan langsung bertelur.

Tetapi untuk telur ayam yang subur biasanya dihasilkan oleh perusahaan besar, biasanya perusahaan ini bertugas untuk menghasilkan bibit-bibit ayam baru yang nantinya akan dijual ke peternak ayam. Hanya saja ini adalah pembicaraan dari mulut-ke-mulut, karena pada kenyataannya saya tidak pernah menyaksikan secara langsung peternakan ayam jenis ini, menurut teman peternak bahwa perusahaan ini saja yang memiliki ayam pejantannya.

Mungkin kondisi ini agak berbeda untuk ayam kampung yang dipelihara oleh rumah tangga, karena biasanya telur ayam kampung berasal dari ayam yang dipelihara dengan sistem umbar (kondisi ayam dibiarkan untuk bebas berkeliaran). Dengan sistem umbar, maka ayam jantan dan betina bisa berkumpul jadi satu, akibatnya telur yang dihasilkan bisa dibuahi, dan bisa ditetaskan, dan inilah yang disebut dengan sebutan telur fertil/subur.

Cerita di atas adalah untuk jenis telur ayam, tetapi apakah untuk telur bebek kondisinya juga sama? Menurut saya untuk telur bebek agak berbeda, karena bebek biasanya dipelihara secara berkelompok yang lumayan banyak dalam satu kandang. Selain itu dalam kandang tersebut pejantan dan betinanya dijadikan satu, sehingga telur yang dihasilkan ada yang subur dan ada yang tidak subur.

Menurut penuturan dari beberapa orang teman peterak bebek, dia mengatakan jika telur bebek yang subur akan dia tetaskan menjadi bibit bebek yang baru, tetapi untuk telur yang infertil/tidak subur akan langsung diolah menjadi telur asin. Dengan cara ini peternak bebek akan memiliki pemasukan dari menjual telur asin, menjual anakan bebek, menjual bebek siap telur, ataupun menjual daging bebek yang sudah tua. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika telur bebek yang subur juga ikut dijual kepasaran, biasanya yang melakukan hal ini adalah peternak yang membutuhkan dana.

Untuk telur burung puyuh saya rasa ceritanya mirip seperti telur bebek barusan, yaitu burung puyuh diternakkan dengan sistem pencampuran antara jantan dan betina, sehingga telur yang dihasilkan ada yang subur dan ada yang tidak subur.

Tinggalkan Balasan