Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras yang ditetapkan Pemerintah

Beberapa waktu yang lalu kita sempat dihebohkan dengan pemberitaan soal beras merk Makyus, yang menurut berita tersebut, bahwa dia membeli beras bersubsidi dengan harga tinggi, tetapi menjualnya kembali dengan harga beras premium.

Lalu beberapa waktu yang lalu, teman-teman di sosial media mengirimkan berita soal harga eceran beras tertinggi yang baru dikeluarkan oleh pemerintah.

Dalam laporan tersebut juga disertakan bahwa ada beberapa komponen mutu yang membedakan antara beras medium dengan beras premium.

NoKomponen mutuSatuanKelas Mutu
MediumPremium
1Derajat sosoh%9595
2Kadar air maksimal%1414
3Beras kepala minimal%7585
4Butir patah maksimal%2515
5Butir lainnya (menir kuning, rusak, kapur, merah) maksimal%50
6Butir gabah maksimalButir/100gr10
7Benda lain maksimal%0,050

 

Sementara untuk harga eceran tertinggi beras dari setiap daerah juga sudah ditentukan oleh pemerintah, yaitu :

NoWilayah HET 
MediumPremium
1Jawa, Lampung, Sumatra SelatanRp 9.450 / KgRp 12.800 / Kg
2Sumatra (kec, Lampung & Sumsel)Rp 9.950 / KgRp 13.300 / Kg
3Bali, Nusa Tenggara BaratRp 9.450 / KgRp 12.800 / Kg
4Nusa Tenggara TimurRp 9.950 / KgRp 13.300 / Kg
5SulawesiRp 9.450 / KgRp 12.800 / Kg
6KalimantanRp 9.950 / KgRp 13.300 / Kg
7Maluku, PapuaRp 10.250 / KgRp 13.600 / Kg

Berdasarkan data dari Peraturan Menteri Perdagangan nomor 57/M-DAG/PER/8/2017

Hanya saja untuk di daerah sekitar tempat tinggal saya, masih banyak petani padi, yang membawa pulang hasil panennya, dan mereka biasanya menjual beras tersebut sesuai dengan keperluan, sehingga tidak akan dijual sekaligus kepada tengkulak.

Jadi, hampir setiap kali kami melakukan pembelian beras tersebut, pasti harganya tidak sama seperti harga yang telah ditetapkan pemerintah, hal ini karena yang namanya tetangga pastinya akan ada banyak negosiasi, sehingga harga jual beras lebih kepada harga kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Jadi, pada saat banyak orang sedang menjual berasnya, misal seperti pada saat pergantian tahun ajaran baru, atau menjelang Idul Fitri, maka harga beras cenderung turun karena banyak petani yang sedang menjual simpanan berasnya, tetapi pada saat belum panen, biasanya harga beras cenderung lebih mahal.

Tinggalkan Balasan