Menetaskan Telur Bebek Sendiri di Rumah

Pengalaman ini diceritakan oleh seorang peternak bebek pemula. Jadi, dia memang baru saja terjun dalam dunia peternakan bebek, dan dia juga baru belajar menetaskan sendiri telur bebeknya.

Dia bercerita bahwa dari 17 butir telur bebek yang dia masukkan ke dalam mesin inkubator, hanya 9 ekor yang berhasil menetas. Lalu didapati bahwa 1 telur infertil, 1 telur embrionya mati di hari ke 20, 5 butir telur embrionya mati di hari ke 25 – 28 (pada saat diteropong sudah mulai terlihat bentuk paruh dari bebeknya), sedangkan 1 telur sisanya mati saat sudah hampir mau menetas (pada saat itu cangkang telur sudah retak dan paruh bebeknya sudah terlihat menyembul keluar).

Beberapa saran yang diberikan oleh peternak bebek yang lain setelah melihat kondisi ini.

Saran yang pertama, dari peternak bebek yang lain, yaitu bahwa biasanya pada saat hari ke 15 – 18 dia akan menyemprotkan air pada telur-telurnya, atau dia bisa langsung mencelupkan telur tersebut ke dalam air, tujuannya untuk melunakkan cangkang telur saat menetas nantinya.

Jika telur mati pada umur segitu, maka bisa jadi hal ini disebabkan karena kelembabannya kurang, sehingga penambahan kelembaban buatan sangat perlu dilakukan, untuk penyemprotan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Hanya saja dalam menyemprot sebaiknya telur tersebut jangan sampai basah, karena hal ini bisa menyebabkan telur menjadi busuk.

 

Saran dari peternak lain, yaitu proses meneropong telur (candling) sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering, dan cukup dua kali saja, yaitu di awal dan di akhir proses penetasan. Hal ini dikarenakan embrio yang ada di dalam telur mudah sekali mati, terutama jika telur mengalami goncangan.

Selain itu perubahan suhu yang sangat drastis ketika telur tersebut dikeluarkan dari inkubator juga bisa mempengaruhi embrio yang ada di dalam telur. Saran terakhir masih sama, yaitu saat sudah memasuki minggu terakhir, telur bisa ditambahkan kelembabannya dengan disemprot atau dicelupkan ke dalam air.

 

Saran terakhir, yaitu perhatikan juga faktor indukan dan asupan nutrisi dari pakan yang diberikan, karena kesehatan indukan akan menentukan kesehatan telur yang dihasilkan.

Tinggalkan Balasan