Alasan Sapi Berkulit Putih Jarang Peminatnya

Dahulu waktu saya masih kecil, masih banyak orang yang mempunyai sapi dengan kulit berwarna putih di daerah sekitar rumah saya. Bahkan sapi tersebut masih digunakan untuk membajak sawah dan juga menarik cikar / kereta sapi.

Tetapi tampaknya semua itu hanya akan tinggal kenangan, karena populasi orang yang memiliki sapi putih semakin sedikit, bahkan saat ini saya jarang sekali menjumpai sapi dengan kulit putih. Mungkin saat ini, jenis sapi seperti Brahman dan Limunsin yang paling banyak dikembangbiakkan.

Alasan yang sering saya dengar dari peternak sapi, mengapa sapi putih jarang peminatnya. Yaitu karena adanya anggapan di masyarakat, yang mengatakan bahwa sapi yang bulunya berwarna putih memiliki daging yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan sapi yang berwarna lain, terutama dengan sapi yang berwarna hitam.

Menurut para peternak, bahwa harga jual sapi putih hanya mahal jika mendekati momen Idul Adha saja, selebihnya jika dijual pada bulan yang lain, maka harga jualnya akan anjlok, bahkan ada yang dibeli dengan harga yang sangat murah. Sementara itu sapi jenis lain harganya masih stabil, meskipun dijual pada bulan-bulan yang lain.

 

Menurut salah seorang tukang potong sapi, bahwa saat dia memotong sapi putih maka daging yang dihasilkan dari sapi putih sekitar 47% dari total berat sapi keseluruhan, atau sebelum sapi dipotong. Sedangkan untuk sapi Bali, daging yang dihasilkan sekitar 57% dari berat total keseluruhan sapi sebelum dipotong. Karena itu, konsumen banyak yang memilih untuk membeli sapi jenis selain sapi putih.

Tinggalkan Balasan