Proses Budidaya Burung Puyuh di Peternakan

Seperti yang sudah kita tahu, bahwa burung puyuh adalah salah satu jenis hewan penghasil telur yang sering kita konsumsi. Karena itu tidak ada salahnya, jika kita mengetahuiproses budidaya burung puyuh ini.

Kebanyakan peternak buruh puyuh, mendapatkan bibit puyuhnya dengan menetaskan sendiri. Mungkin untuk starter yang pertama, mereka akan membelinya.

Biasanya peternak memiliki mesin tetas yang dapat mencengkeram telur sekaligus. Jadi, di sela-sela besi penjepit, akan diselipkan telur puyuhnya. Tujuan telur puyuh dijepit, yaitu untuk memudahkan peternak dalam memutar telur puyuh. Karena akan terlalu lama jika harus diputar satu persatu.

Hal ini karena telur puyuh harus sering diputar, tujuannya agar embrio yang ada di dalamnya, tetap ada di tengah. Biasanya, setiap empat jam sekali telur puyuh harus diputar.

Dalam satu mesin penetasan pada peternakan ini, setidaknya terdapat 600 butir telur puyuh, dan dalam satu kali proses penetasan, jumlah yang bisa menetas sekitar 90% dari total jumlah telur. Selain itu, dalam satu ruangan biasanya terdapat banyak mesin penetas. Jadi, jumlah telur yang dapat ditetaskan, dalam satu kali proses penetasan bisa banyak sekali.

Untuk sumber panas dalam mesin penetas, peternak akan menggunakan lampu bohlam berkekuatan 60 watt, sebanyak empat buah. Dengan demikian, maka suhu yang ada di dalam mesin penetas akan mencapai 38ยบ C, yaitu suhu paling ideal untuk penetasan telur puyuh.

Setelah menetas, anakan puyuh tidak segera diambil, tetapi akan dibiarkan dulu di dalam mesin penetas, setidaknya selama satu hari penuh. Tujuannya agar bulu anakan puyuh yang basah akibat penetasan sebelumnya dapat kering dengan sempurna. Selain itu, anakan puyuh juga memerlukan waktu untuk bisa bergerak.

Setelah itu, anakan puyuh tersebut akan dipindahkan ke kandang starter. Setidaknya anakan puyuh akan tetap berada di kandang starter selama 30 hari berikutnya, pada saat menginjak umur 30 hari anakan puyuh sudah menginjak remaja, dan kondisinya juga sudah mulai lincah. Di dalam kandang starter ini, anakan puyuh juga tetap diberi sinar lampu sebagai penghangat.

Setelah dari kandang starter, anakan puyuh ini akan dipindahkan ke kandang pembesaran setidaknya selama 15 hari. Setelah itu puyuh akan dipindahkan kembali ke kandang produksi. Pada umur 45 hari, puyuh sudah bisa bertelur. Sama seperti halnya ayam dan bebek, dalam sehari puyuh juga hanya bisa menghasilkan satu butir telur saja.

Untuk kandang produksi, kondisinya mirip seperti kandang ayam petelur, yaitu memiliki lantai yang dibuat miring, sehingga memudahkan peternak saat melakukan panen.

Puyuh memang tidak bisa terlalu lama dalam menghasilkan telur, biasanya masa subur puyuh berkisar 1,5 – 6 bulan saja. Puyuh yang tidak bisa menghasilkan telur, disebut dengan puyuh afkir, pada saat ini puyuh akan dijual untuk diambil dagingnya.

Pakan yang disukai puyuh adalah jagung halus, biasanya dalam sehari kebutuhan satu ekor puyuh adalah 22 gram. Dari sini, anda bisa menghitung sendiri berapa jumlah kebutuhan pakan puyuh dalam sehari, yaitu tinggal dikalikan dengan jumlah puyuh yang kita pelihara.

Tinggalkan Balasan