Penyakit Brucellosis pada Sapi

Beberapa waktu yang lalu salah seorang teman, membeli seekor sapi jantan di pasar. Pada saat itu, dia tidak menaruh curiga pada sapi tersebut, karena memang terlihat baik-baik saja. Tetapi setelah sampai di rumah dia menyadari bahwa alat kelamin sapi (bagian scrotum) tersebut cukup besar.

Lalu setelah beberapa waktu dipelihara, ternyata scrotum sapi tersebut yang sebelumnya hanya sebesar dua kepalan tangan orang dewasa, sekarang sudah menjadi sangat besar, dan terlihat sangat membebani sapinya.

Lalu, salah seorang peternak lain yang melihat kondisi sapi tersebut mengatakan, jika sapi tersebut mengalami penyakit brucellosis, dan mengatakan jika penyakit ini sudah menjadikan scrotum sapi jantan tersebut membesar, maka sebaiknya sapi tersebut dipotong saja.

Dia mengatakan bahwa penyakit ini sangat menular, bahkan bisa juga menular kepada manusia. Selain itu jangan coba-coba untuk menjadikan sapi yang terjangkit penyakit ini menjadi pejantan, karena penyakit ini juga bisa diturunkan kepada anaknya.

Menurut dia, tidak ada pengobatan yang bisa dilakukan saat sapi mengalami penyakit ini. Karena itu sebisa mungkin saat membeli hewan ternak maka kita harus waspada, selain itu kesehatan hewan ternak juga harus dibuktikan dengan tes darah. Atau bisa juga saat sapi masih muda, sapi tersebut telah divaksin.

Pada saat penyakit ini belum parah, maka tidak ada tanda-tanda petunjuknya, sehingga peternak biasanya akan mengabaikan faktor penyebabnya. Pada sapi jantan yang terkena brucellosis, biasanya ditandai dengan membesarnya scrotum atau kantung penyimpan kelamin sapi.

Sedangkan, pada sapi betina yang sudah terkena brucellosis, biasanya tidak terlihat tanda-tanda khususnya, tetapi biasaya peternak baru sadar jika sapinya terkena penyakit ini setelah sapi betina tersebut hamil, yaitu setiap kehamilan terjadi maka sapi tersebut akan keguguran, kalaupun bisa selamat sampai melahirkan, maka anak yang dilahrikan biasanya tidak akan bertahan lama, dan akan segera mati.

Tinggalkan Balasan