Ide Usaha Beternak Kambing bagi Pengangguran

Sebenarnya ide ini bukanlah dari saya pribadi, tetapi saya dapatkan dari salah seorang kawan peternak kambing. Pada saat itu dia bercerita bahwa dia merasa kasihan dengan pemuda pengangguran yang ada di kampungnya, yang kerjaannya hanya nongkrong-nongkrong saja, dari siang sampai malam.

Dia berpendapat, bahwa mengapa mereka tidak mulai dengan menanam rumput yang disukai oleh kambing yang ada di sekitar halaman rumah mereka, misalnya saja seperti rumput gajah mini atau yang lebih sering disebut dengan odot. Untuk jumlah awal penanaman rumput ini, bisa diseuaikan dengan luas halaman rumah.

Misalnya saja jika memang luas halaman rumah tidak terlalu besar, maka bisa juga menanam dengan menggunakan plastik polybag, yang disusun dalam rak-rak. Sedangkan raknya dapat dibuat dari bambu, karena tanaman bambu cukup banyak tersedia, dan harganya juga cukup murah.

Kemudian, mereka bisa mulai dengan memembeli dan merawat kambing yang masih kecil, nanti saat kambing tersebut sudah besar, maka bisa dijual dan dibelikan kambing yang kecil lagi. Mungkin dari hasil penjualan kambing dewasa tersebut, bisa dibelikan dua sampai tiga ekor anakan kambing.

Pada saat itu mereka tidak perlu terlalu banyak mencari rumput, karena mereka sudah memiliki simpanan rumput di rumah. Mungkin pada saat jumlah rumput sedang banyak seperti pada saat musim hujan, baru mereka bisa mencari rumput. Karena pada saat itu mencari rumput mudah dan tidak usah pergi terlalu jauh.

Setelah itu tinggal dilihat saja, berapa jumlah maksimal kambing yang bisa dipelihara, yaitu dengan melihat jumlah rumput yang ada. Jika, memang kondisi ini bisa berjalan dengan normal, maka saat jumlah kambing berkembang menjadi banyak, maka orang itu bisa mulai menyewa lahan tidur yang tidak terpakai, untuk ditanami rumput yang disukai kambing itu lagi.

Selanjutnya jumlah kambing yang kita pelihara bisa disesuaikan dengan jumlah rumput yang kita punya. Sebenarnya dengan cara ini, maka jumlah pengangguran dapat berkurang. Boleh dibilang usaha seperti ini memerlukan modal / uang yang kecil, tetapi memerlukan usaha, tenaga, dan waktu yang banyak.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah pemuda pengangguran yang biasanya menganggur dan bermalas-malasan tersebut mau bekerja keras.

Tinggalkan Balasan