Perbedaan Beternak Ikan Lele di Jawa dan di Luar Jawa

Boleh dikatakan bahwa diskusi yang dilakukan teman-teman peternak ikan lele yang ada di Jawa, selalu berkutat dengan masalah kerugian, yang merupakan akibat dari harga jual ikan lele yang rendah. Belum lagi ditambah dengan proses pemasaran yang cenderung sulit, terutama sekali untuk peternak ikan lele pemula.

Jika saya mengamati soal harga jual ikan lele selama beberapa tahun terakhir, maka permasalahan yang dihadapi oleh peternak ikan lele di Jawa, sangat berkaitan erat dengan jumlah peternak pemula yang sangat banyak. Peningkatan jumlah produksi ini, ternyata tidak diimbangi dengan penambahan pasar ikan lele.

Akibatnya seperti hukum ekonomi yang sering diajarkan kepada kita, yaitu jika jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak, tetapi pasarnya tetap, maka harga barang akan turun.

 

Hal ini cukup berbeda dengan beberapa teman saya yang menjadi peternak ikan lele di daerah Kalimantan dan Sumatra. Di sana penduduknya tidak sebanyak di pulau Jawa, otomatis jumlah pasarnya tidak akan banyak. Hanya saja di sana jumlah peternak ikan lelenya masih sangat sedikit.

Akibatnya, seberapa banyaknya jumlah panen ikan lele yang dihasilkan oleh mereka, pasti akan habis dibeli. Lagi pula, menurut beberapa cerita dari teman di Sumatra dan Kalimantan, bahwa di sana harga jual lele stabil, dan selalu berada dalam kisaran harga yang tinggi.

Seorang teman di Jambi mengatakan bahwa ikan lele miliknya dihargai Rp 17.000 / Kg, saat diambil pengepul di kolam. Dan teman lain di Samarinda mengatakan bahwa lelenya dijual ke konsumen langsung di depan rumahnya dengan harga Rp 22.000 / Kg.

 

Nampaknya permasalahan lain yang dihadapi oleh peternak dari pulau Jawa adalah ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pakan buatan pabrik. Sementara itu pakan alternatif sangat sulit didapatkan, akibatnya ongkos produksi menjadi mahal. Berbeda dengan peternak di pulau lain, yang masih memiliki banyak alternatif pakan.

Selain itu kondisi lahan yang sudah mulai sempit di pulau Jawa, menyebabkan jumlah kolam yang dimiliki menjadi sedikit, dan pastinya jumlah ikan yang diternakkan juga menjadi sedikit. Hal ini menyebabkan proses budidaya menjadi tidak efektif.

Belum lagi jika ditambah dengan masalah pasokan air bersih, maka permasalahan yang dihadapi oleh peternak di pulau Jawa, menjadi semakin lengkap.

Tinggalkan Balasan