Kelinci Jantan yang Dianggap Kurang Menguntungkan

Kondisi beternak kelinci sangat berbeda dengan peternakan sapi, karena peternakan sapi sudah dapat sentuhan teknologi, sehingga anakan yang dihasilkan dalam peternakan sapi, sudah dapat dipastikan jenis kelaminnya. Biasanya proses ini lebih kita kenal sebagai kawin suntik, sehingga anakan sapi yang dihasilkan kebanyakan adalah betina.

Tetapi teknologi ini masih tidak dapat diterapkan pada peternakan kelinci, karena sistem kawin pada peternakan kelinci masih menggunakan sistem kawin tradisional, yang melibatkan kelinci jantan secara langsung. Sehingga jenis kelamin yang dihasilkan oleh anakan kelinci tidak dapat ditentukan oleh pemiliknya.

Para peternak menganggap kelinci jantan merugikan bagi mereka, karena satu ekor kelinci jantan sudah cukup untuk  mengawini banyak kelinci betina, sehingga memang jumlah kelinci jantan tidak perlu terlalu banyak.

Selain itu kelinci jantan tidak dapat melahirkan, sehingga saat sudah besar kelinci tersebut hanya bisa menghabiskan pakan saja, tanpa bisa menghasilkan sesuatu. Karena itu setelah kelinci jantan tumbuh besar maka lebih baik jika kelinci tersebut langsung dijual atau disingkirkan dari kandang. Dan memang ini yang dianggap sebagai langkah yang menguntungkan bagi para peternak.

Tetapi biasanya yang membuat peternak tertekan adalah harga jual dari kelinci jantan tersebut, karena kebanyakan peternak tidak mau memelihara kelinci jantan sampai berukuran besar, sehingga yang terjadi adalah harga jual dari kelinci jantan yang murah.

Karena di daerah tempat tinggal saya, kelinci biasanya dihargai berdasarkan berat badannya, dan bukan berdasarkan jenis rasnya, kebanyakan kelinci tersebut masih dijual sebagai kelinci pedaging. Selain itu harga jual kelinci biasanya berdasarkan asumsi dari tengkulak, sehingga harga jual kelinci terkesan dimainkan sesuka hati oleh tengkulaknya.

Dan hal ini biasanya membuat peternak kecewa, sehingga biasanya mereka akan memberikan kelinci jantan mereka kepada tetangga, teman, ataupun saudara, agar kelinci tersebut dikonsumsi sendiri saja.

Hal ini dianggap lebih menguntungkan bagi para peternak, karena biaya untuk pakan kelinci jantan juga hampir sama banyaknya seperti kelinci betina, tetapi kelinci betina selain menghasilkan daging, mereka juga masih bisa menghasilkan anak, sehingga dianggap lebih menguntungkan.

Karena permasalahan tersebut, maka membuat peternak kelinci semakin malas saja untuk memelihara kelinci jantan, dan ingin sesegera mungkin untuk membuang kelincinya. Jika memang laku, maka akan dijual, tetapi jika memang harganya sangat murah, biasanya mereka akan memilih untuk memberikannya saja kepada orang lain.

Tinggalkan Balasan