Kondisi dan Perkembangan Ampas Tahu / Ampas Kedelai

Jika beberapa tahun yang lalu, pabrik tahu sering didemo oleh warga, karena sering membuang ampas tahunya sembarang, dan hal ini menimbulkan bau yang tidak sedap. Tetapi sekarang boleh dibilang bahwa ampas tahu lebih banyak peminatnya dari pada produk olahan tahu itu sendiri.

Saya kurang tahu waktu tepatnya ampas tahu menjadi primadona seperti sekarang ini. Hanya saja waktu itu saat ada kabar burung tentang ternak sapi yang diberi pakan ampas tahu, ternyata sapi tersebut dapat berkembang lebih baik dari sapi lainnya, dan memiliki bobot yang lebih berat. Maka semenjak saat itu, banyak eksperimen, tentang ampas tahu sebagai pakan hewan ternak.

Saat ini di daerah tempat tinggal saya, hampir semua hewan ternak jika mungkin mereka akan menggunakan ampas tahu sebagai pakan tambahannya. Hal ini karena ampas tahu memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, sehingga dapat meningkatkan kualitas daging, susu, telur, dan semua produk peternakan lainnya.

Hewan ternak yang menggunakan ampas tahu di sekitar tempat tinggal saya yaitu, sapi (sapi perah dan juga sapi potong), kambing, domba, ayam, bebek, itik, kelinci, dan bahkan juga cacing tanah. Boleh dibilang sekarang ini, sudah tidak ada lagi ampas tahu yang dijual secara bebas di pasaran, karena sebagian besar peternak sudah melakukan perjanjian terlebih dahulu dengan pengrajin tahu.

Bahkan sebenarnya tidak hanya para peternak saja yang memburu ampas tahu tersebut, karena di daerah tempat tinggal saya, produsen tempe dan tempe gembos (di tempat kami lebih dikenal sebagai tempe menjes), juga menggunakan ampas tahu sebagai bahan campuran dalam produknya. Sehingga boleh dibilang bahwa ampas tahu menjadi buruan dan incaran banyak orang.

Bahkan ada peternak yang sudah membuat perjanjian bahwa saat nanti produk tahu tidak laku, ataupun tahu sepi peninat di pasar, peternak tersebut harus tetap diberi jatah ampas kedelai dalam jumlah yang sudah ditentukan sejak awal.

Karena itu untuk memenuhi kebutuhan ampas kedelai, para pengrajin tersebut melakukan pengembangan usaha, misalnya seperti membuat susu kedelai.

Untuk saat ini, kebanyakan ampas tahu yang disetorkan kepada peternak masih dalam kondisi basah, atau belum dijemur untuk dikeringkan. Hal ini dikarenakan sebelum ampas tersebut bisa dijemur, sudah banyak peternak yang bersedia untuk mengambil dan menampungnya. Sehingga para pengrajin tersebut lebih memilih untuk menjualnya secara langsung, dari pada mengeluarkan tenaga lebih, untuk menjemur ampas kedelai tersebut.

Tinggalkan Balasan