Keuntungan Pembuatan Kolam Terpal dengan Kerangka Kayu

Beberapa waktu yang lalu teman saya berbagi cerita tentang hobi barunya, yaitu budidaya ikan lele. Teman saya ini sedang mengerjakan suatu proyek, sehingga dia tidak akan pulang ke rumah selama beberapa bulan ke depan. Sepertinya untuk mengisi waktu luang dia mulai membuat kolam, lalu mengisinya dengan ikan lele.

Kolam yang dibuat oleh teman saya ini adalah kolam terpal dengan kerangka kolam dari bahan kayu. Sepertinya hal ini karena bahan kayu bekas konstrusksi, sangat banyak sekali jumlahnya dan pastinya gratis, sehingga biaya bahan baku kayu untuk kerangkanya dapat didapatkan dengan gratis.

Menurut teman saya, bahwa untuk kolam terpal yang menggunakan kerangka kayu yang bagian dalamnya diberi papan kayu, maka untuk terpal yang digunakan bisa menggunakan terpal yang tipis saja. Hal ini karena kerangkanya sudah cukup baik dalam menahan tekanan air, sehingga fungsi dari dari terpal hanya digunakan untuk menahan rembesan air kolamnya saja.

Untuk kolam yang dibuat oleh teman saya, adalah jenis kolam sederhana, dengan ukuran yang tidak terlalu besar yaitu 2 x 1 x 0.8 m, Menurut teman saya ini, bahwa dengan ukuran kolam yang tidak terlalu besar seperti ini, sebenarnya lebih cocok saja untuk dia, karena kondisi mess di lokasi proyek yang memang tidak terlalu luas, kondisi lokasi proyek yang terus berubah, maka kolam perlu dipindahkan secara berkala, maka kolam dengan ukuran yang kecil akan lebih mudah dalam proses pemindahannya.

Menurut teman saya ini, bahwa dengan menggunakan kerangka dari kayu, maka kemampuanĀ  kolam dalam menahan tekanan air menjadi sangat terbatas (bila dibandingkan dengan kolam dari tanah atau dari dinding bata/beton), karena itu kolam dari bahan kayu memang tidak bisa dibuat dalam ukuran yang besar.

Tetapi menurut saya sebenarnya masih bisa saja, sebuah kolam dari material kayu dibuat dengan ukuran yang sangat besar, hanya saja yang menjadi kendala adalah ukuran dari kayu yang digunakan sebagai kerangka harus menggunakan kayu yang berukuran besar juga, dan lagi kualitas kayunya harus yang berkualitas bagus, dan tidak bisa menggunakan kayu yang asal-asalan seperti kayu bekas konstruksi. Karena itu meskipun saya mengatakan bisa, tetapi pada kenyataannya biaya pembuatannya menjadi sangat mahal sekali, sehingga tidak lagi ekonomis, dan pastinya hasil panen tidak akan bisa menutup biaya konstruksinya tersebut.

Tinggalkan Balasan