Kegagalan Pemberian Pakan pada Budidaya Cacing Tanah

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat melakukan budidaya cacing tanah, hanya saja pada waktu itu saya masih belum berhasil. Pada saat itu saya diajak teman untuk melakukan budidaya cacing tanah, karena pada saat itu harga jual dari cacing tanah sedang berada pada posisi yang tinggi, akibat dari permintaan untuk kosmetik dan juga obat sedang meningkat.

Pada saat melakukan budidaya cacing tanah, ada banyak hambatan yang saya alami, hambatan terutama yang kami alami berasal dari minimnya pengetahuan kami tentang budidaya cacing tanah pada waktu itu. Sehingga untuk mengatasi hama, pemberian pakan, perawatan rutin, kami hanya melakukan apa yang dikatakan oleh orang lain, tanpa kami ketahui cara melakukannya yang benar, dan waktu untuk melakukannya.

Permasalah utama yang kami hadapi pada waktu itu adalah masalah pemberian pakannya, kerena pada waktu itu kami diberitahu bahwa cacing-cacing tersebut terbiasa untuk diberi makan ampas tahu. Jadi, kami tidak punya banyangan tentang pakan lainnya selain dari ampas tahu tersebut.

Pada saat ampas tahu tersebut habis di pasaran, saya tidak tahu cacing tersebut harus diberi makan apa. Pada saat itu mencari ampas tahu, ternyata sulitnya bukan main, bahkan semua tempat yang biasa menyediakan ampas tahu, mereka mengatakan bahwa ampas tahu mereka sudah dipesan pemilik peternakan sapi, sehingga tidak bisa dijual ke orang lain lagi.

Karena tidak mendapat makanan yang cukup, sepertinya banyak juga cacing yang kemudian melarikan diri dari media budidaya yang telah saya sediakan. Sehingga dalam waktu dua minggu, jumlah cacing yang ada di dalam media budidaya menjadi berkurang hingga setengahnya.

Pada saat makanan yang sudah mulai menipis tersebut, akhirnya saya mulai bereksperimen dengan memberikan berbagai jenis makanan ke dalam media budidaya cacing tanah. Tetapi karena terlalu bereksperimen, ternyata malah membuat cacing semakin merasa tidak nyaman.

Akibat kesalahan dalam pemberian makanan ternyata dampaknya cukup fatal. Pada waktu itu saya mencoba untuk memberikan daging segar ke dalam media budidaya, akibatnya saya malah mengundang semut pemakan daging untuk masuk ke dalam media,  dan setelah daging segar tersebut habis dimakan, maka semut-semut tersebut malah menyerang cacing yang ada di dalam media, pada saat itu saya melihat bahwa cacing yang ada di dalam media, dipotong-potong kemudian dibawa pergi oleh semut-semut tersebut.

Selain mengundang cacing pemakan danging, ternyata pemberian daging segar sebagai pakan cacing tanah, juga mengundang lalat untuk meletakkan telurnya di dalam media, dan setelah menetas, maka muncullah larva dari lalat tersebut dalam bentuk belatung. Dan ternyata belatung ini malah jauh lebih banyak menghabiskan pakan yang seharusnya untuk cacing tanah, sehingga cacingnya tidak kebagian makanan.

Setelah cacing tanah tersebut habis dimakan semut, maka di dalam media budidaya yang tertinggal hanyalah belatung lalat, dan belatung tersebut juga akan segera menjadi lalat dan akhirnya media budidaya tersebut menjadi kosong. Kemudian karena penasaran bahwa pakan yang saya berikan ternyata tidak dimakan sama sekali, akhirnya saya membongkar media tersebut, dan ternyata memang media tersebut kosong.

Ini adalah percobaan saya yang pertama untuk membudidayakan cacing tanah.

Tinggalkan Balasan