Tanda Perkembangbiakan Cacing Sutra

Cacing sutra tampaknya memiliki periode waktu tertentu dalam melakukan kawin dan juga berkembang biak, jadi tidak setiap waktu mereka akan melakukan kawin. Hanya saja untuk proses kawinnya masih belum jelas apakah yang akan mereka lakukan untuk melakukan kawin tersebut.

Tetapi selama melakukan proses kawin ini, cacing sutra memiliki beberapa gejala yang dapat diamati sebagai tanda bahwa mereka akan segera menghasilkan keturunan.

  1. Tanda pertama yang sangat mudah diamati, yaitu ada semacam gumpalan pada dinding media budidaya, gumpalan ini lebih banyak berwarna putih, atau sedikit kecoklatan. Gumpalan ini sendiri berbentuk seperti sarang laba-laba yang telah lama ditinggalkan, jadi semacam bekas kotor rumah laba-laba.
  2. Yang saya belum tahu apakah kotoran yang menempel pada dinding media budidaya adalah telur dari cacing sutra. Karena setelah satu atau dua hari, maka gumpalan tersebut akan berubah warna, menjadi sedikit kemerahan lalu menjadi kehitaman, dan setelah itu baru muncul seperti cacing sutra muda, yang masih kecil, bahkan cacing ini masih belum bisa bergerak menggeliat seperti yang dilakukan oleh cacing yang sudah dewasa. Tetapi cacing ini masih berbentuk semacam koloni benang yang membentuk bola kecil.
  3. Belum jelas, berapa lama waktu sekali untuk cacing sutra agar dapat menghasilkan keturunan. (akan dibahas pada artikel selanjutnya)
  4. Belum jelas juga apakah ada perbedaan dari pemberian pakannya, terhadap kecepatan cacing sutra dalam melakukan perkembangbiakan.
  5. Apakah setelah cacing sutra melakukan perkawinan, maka cacing tersebut akan mati, hal ini masih belum dapat dikonfirmasi lebih lanjut. Hal ini saya ungkapkan karena saya melihat ada banyak bangkai cacing sutra setelah terjadi perkawinan masal. Dan saya juga masih belum tahu apakah cacing sutra ini mati karena sebab perkawinan tersebut ataukah karena adanya masalah yang lain.
  6. Yang selanjutnya juga belum dapat dikonfirmasi lebih lanjut, yaitu apakah cacing sutra yang masih hidup tersebut, akan memakan cacing sutra yang sudah mati. Hal ini karena saat saya melihat banyak cacing sutra yang mati. Kemudian saya tidak segera membersihkannya dan membuangnya, pada saat itu memang tercium seperti bau bangkai yang menyengat. Tetapi hal ini terjadi sekitar dua hari saja, dan setelah itu bau menyengat dari bangkai cacing sutra yang sudah mati tersebut sudah tidak ada lagi, dan saat saya mencoba untuk membersihkan bangkai cacing sutra yang mati tersebut, saya melihat bahwa sudah tidak ada lagi bangkai di sana.
  7. Setidaknya setelah terjadi perkawinan seperti ini, maka jumlah dari cacing sutranya akan meningkat dengan pesat sekali, bahkan jumlahnya bisa mencapai 1,5 kali dari jumlah sebelumnya.

Seperti biasa, bahwa artikel yang selanjutnya akan saya coba untuk menerangkan bagaimana hubungan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah saya ajukan di atas. Karena ini adalah hasil dari uji coba, maka hasilnya tidak dapat dipastikan, dan juga pastinya akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.

Tinggalkan Balasan