Mengembangkan Warisan Keluarga dengan Beternak Kambing

Pada saat saya sedang survei di desa para peternak sapi perah, ternyata ada juga orang yang menceritakan hal menarik kepada saya. Cerita ini tentang warisan dari sebuah keluarga yang diberikan kepada anak-anaknya, yang membedakan adalah peruntukan warisan yang digunakan oleh anaknya tersebut.

Jadi, ada sebuah keluarga yang cukup kaya tetapi keluarga ini memiliki anak yang cukup banyak, jadi sawah luas yang mereka miliki, harus dibagi-bagi diantara anak-anak orang tersebut dengan rata. Sehingga saat salah seorang anak mendapatkan jatah sawah tersebut, maka ukurannya menjadi cukup sempit.

Sementara beberapa orang anak dari keluarga tersebut langsung menjual sawah yang menjadi bagiannya, sementara beberapa orang anak keluarga tersebut mulai mengerjakan sawah tersebut, dengan menanam padi. Tetapi karena luas sawah mereka tidak sebesar waktu ayah mereka masih hidup, maka hasilnya pun menjadi sangat sedikit, bahkan hasil dari sawah tersebut tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga mereka. Karena itu anak-anak ini pun juga mulai menjual sawah mereka.

Tetapi anak yang bungsu dari keluarga ini, tetap mengolah sawah bagian warisannya, hanya saja dia tidak menanami sawah tersebut dengan padi, dia menanami sawah tersebut dengan rumput gajah. Pada waktu itu, anak bungsu ini membeli beberapa ekor anak kambing.

Jadi, anak bungsu ini mulai menggali sumur di tanah itu, sehingga pada saat musim kemarau tanah tersebut tetap dapat diairi. Lalu, saat musim hujan, dia mengarahkan air hujan untuk masuk ke dalam sumur yang telah dia gali tersebut, maksudnya agar volume air di sumurnya tersebut tetap banyak, dan hal ini terus dia lakukan sampai sekarang.

Jadi, setiap hari dia tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mencari rumput, karena dia sudah memilikinya. Setiap hari dia memanen satu lajur rumput, lalu besok dia akan memanen lajur pada sisi sebelahnya, dan pada saat sudah sampai di ujung tanah, maka rumput yang pertama kali dipanen sudah tumbuh lagi dan sudah siap untuk dipanen pada kesokan harinya. Demikan terus setiap hari yang dia lakukan.

Untuk anak kambing yang dia pelihara adalah kambing yang jantan saja, hal ini karena harga kambing jantan saat musim hari raya Qurban pasti selalu tinggi, dan dari tahun ke tahun selalu naik. Jadi, pada Qurban tahun ini, dia akan menjual semua kambingnya, lalu setelah selesai Qurban, dia akan membeli lagi, kambing jantan yang masih kecil. Sehingga untuk Qurban tahun depan, kambing-kambing tersebut sudah cukup besar, dan hal ini dia lakukan terus-menerus setiap tahun.

Meskipun jika dipikir bahwa dia gajian hanya setahun sekali, ternyata hal ini tidak masalah, karena meskipun demikian, sekarang dia sudah bisa membeli lagi semua sawah milik keluarganya dulu, yaitu sawah yang telah dijual oleh saudaranya yang lain ke pihak luar. Jadi, sekarang saudaranya sudah tidak punya sawah, tetapi adik mereka yang bungsu malah memiliki semua sawah milik bekas keluarga mereka.

Tinggalkan Balasan