Pengalaman saat panen ikan lele pertama kali

Memang pada awalnya, untuk pemasaran ikan lele hasil panen sendiri adalah kendala yang utama, karena pada waktu itu pasar belum terbentuk, dan belum banyak orang yang tahu, bahwa di daerah kami banyak berdiri peternak ikan pemula, sehingga kami selaku peternak ikan lele pemula sempat merasa kebingungan, kemana kami harus memasarkan produk ikan kami.

Kami tidak dapat menjual ikan lele kami ke pasar setempat, karena di pasar sudah ada pengepul besar yang sudah lebih dulu masuk, sehingga pedagang tidak mau mengambil dari tempat lain karena sudah ada ikatan tak tertulis dengan para pengepul. Sedangkan untuk pasar rumah tangga belum banyak yang tahu.

air limbah kolam ikan lele

Pada mulanya kami sudah putus asa, sehingga jika ada orang membeli ikan lele hasil panen kami dengan harga berapapun akan tetap kami berikan. Karena ikan lele di tempat kami sudah terlalu lama tertahan di kolam.

Sedangkan kami sudah berusaha untuk mendatangkan pengepul ke tempat kami, tetapi sepertinya pada saat itu  mereka masih belum percaya, bahwa di tempat kami sedang banyak peternak pemula yang baru saja memulai usahanya. Bahkan kami juga sudah menghubungi pengepul dari daerah lain, meskipun harga yang mereka tawarkan lebih rendah dari pada harga yang diberikan oleh pengepul di daerah kami sendiri. Tetapi tetap saja tidak ada pengepul yang datang ke tempat kami.

Akibat yang ditimbulkan dari kejadian ini adalah, ikan yang sudah saatnya untuk panen, tidak dapat dikeluarkan. Masalahnya adalah: Semakin lama kita menahan ikan, maka biaya pakan juga akan semakin tinggi, sedangkan berat daging yang dihasilkan sudah tidak sebanding lagi dengan pakan yang dikonsumsi. Belum lagi, resiko dari kematian ikan, yang akan semakin meningkat juga, karena semakin lama menunggu. Dengan semakin besarnya ikan, maka akan membuat kepadatan ikan di dalam kolam akan semakin tinggi, yang pada akhirnya membuat kompetisi di dalam kolam semakin tinggi juga, sehingga dengan banyaknya perkelahian antar ikan, bisa menyebabkan kematian juga.

Resiko yang lain dari kematian ikan, juga dapat terjadi dari penyakit yang sewaktu-waktu dapat menyerang ikan tanpa peringatan terlebih dahulu, jika ini terjadi mungkin peternak harus kecewa karena tidak dapat panen. Karena jika suatu penyakit menyerang, maka biasanya untuk dapat menyebar ke ikan yang lain di dalam kolam akan sangat cepat sekali.

Permasalahan yang terjadi tidak sampai di situ saja, karena terlalu lama menunggu pembeli, maka kami juga kehilangan waktu yang seharusnya untuk dapat menebar bibit yang baru di kolam tersebut, menjadi molor, karena ikan yang lama masih belum bisa dikeluarkan. Akibatnya dapat membuat mundur waktu panen berikutnya.

Hanya saja semua permasalahan tersebut, berangsur-angsur dapat diatasi satu persatu, akhirnya kami memperoleh kepercayaan dari banyak pengepul ikan, baik dari daerah kami sendiri, maupun dari daerah lain. Belum lagi konsumen rumah tangga dan warung makan yang juga sudah mulai mengetahui bahwa di tempat kami ada peternak ikan, sehingga untuk pemasaran kami memiliki banyak sekali variasi.

Tinggalkan Balasan